Jombang - Kemauan yang kuat bakal menumbangkan segala rintangan. Kalimat ini telah dibuktikan sendiri oleh Abdul Chamid (59) dan Muchlisah (51), pasutri penjual es tebu yang akhirnya naik haji tahun ini.
Satu bulan lagi, warga Dusun Kembeng, Desa Kepuhkembeng, Peterongan, Jombang ini akan berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Mereka tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 79 Kabupaten Jombang.
Butuh waktu 14 tahun dan ketekunan yang tinggi untuk menabung hingga akhirnya dapat melunasi biaya ibadah haji yang mencapai Rp 36 juta/orang.
"Saya sudah berniat haji bersama suami sejak saya tak punya apa-apa. Alhamdulillah rezeki selalu ada," kisah Muchlisah kepada detikcom, Rabu (11/7/2018).
Menariknya, Muchlisah mengaku suaminya tak tahu jika ia menabung untuk dana haji mereka.
"Suami tidak tahu kalau saya punya tabungan. Sanak saudara tak ada yang tahu. Tahu-tahu saya bisa daftar haji bersama suami," terangnya.
Muchlisah menegaskan niatan itu tak pernah diumbarnya kepada orang lain, bahkan kepada suami dan ketiga anaknya. Ia memilih diam sembari mengumpulkan setiap rupiah dari sisa uang belanja.
"Haji memang cita-cita saya. Walaupun saya tak punya apa-apa, asal saya bisa menunaikan rukun Islam ke lima ini. Supaya lengkap ibadah saya," ujarnya.
Nilai uang yang ditabungkan Muchlisah sendiri tak besar, mulai dari Rp 500, Rp 1.000, Rp 5.000, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu. Hal ini karena penghasilan mereka dari berjualan es tebu rata-rata hanya Rp 60 ribu dalam sehari.
(lll/lll)
Sumber : news.detik
Satu bulan lagi, warga Dusun Kembeng, Desa Kepuhkembeng, Peterongan, Jombang ini akan berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Mereka tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 79 Kabupaten Jombang.
Butuh waktu 14 tahun dan ketekunan yang tinggi untuk menabung hingga akhirnya dapat melunasi biaya ibadah haji yang mencapai Rp 36 juta/orang.
"Saya sudah berniat haji bersama suami sejak saya tak punya apa-apa. Alhamdulillah rezeki selalu ada," kisah Muchlisah kepada detikcom, Rabu (11/7/2018).
Menariknya, Muchlisah mengaku suaminya tak tahu jika ia menabung untuk dana haji mereka.
"Suami tidak tahu kalau saya punya tabungan. Sanak saudara tak ada yang tahu. Tahu-tahu saya bisa daftar haji bersama suami," terangnya.
Muchlisah menegaskan niatan itu tak pernah diumbarnya kepada orang lain, bahkan kepada suami dan ketiga anaknya. Ia memilih diam sembari mengumpulkan setiap rupiah dari sisa uang belanja.
"Haji memang cita-cita saya. Walaupun saya tak punya apa-apa, asal saya bisa menunaikan rukun Islam ke lima ini. Supaya lengkap ibadah saya," ujarnya.
Nilai uang yang ditabungkan Muchlisah sendiri tak besar, mulai dari Rp 500, Rp 1.000, Rp 5.000, Rp 10 ribu dan Rp 20 ribu. Hal ini karena penghasilan mereka dari berjualan es tebu rata-rata hanya Rp 60 ribu dalam sehari.
(lll/lll)
Sumber : news.detik